Senjata utama para analis teknikal adalah grafik (chart – itulah mengapa mereka disebut chartist). Melalui chart inilah mereka dapat melihat trend yang sedang berlangsung, rentang waktu trend, volume transaksi dan level-level psikologis yang ada.
tujuan para chartist adalah memprediksikan ke empat hal ini. Namun sekarang yang menjadi pertanyaan adalah seberapa akurat kemampuan kita memprediksi harga? Nah itulah yang memang harus terus menerus di asah tiap-tiap hari. Tidak ada satu pun metode yang sempurna baik fundamental maupun teknikal. Pengalaman dan diri sendiri memegang peranan sentral disini.
Apakah analisa teknikal memiliki kelemahan?? Tentu saja. Seperti saya katakan barusan, tidak ada yang sempurna. Mari saya sarikan kelemahan kedua analisa ini dalam bentuk tabel:
Nah itu saja untuk perkenalan pada analisa teknikal. Pada bagian berikutnya kita langsung saja berkenalan dengan grafik. Pasti Anda tidak menginginkan terlalu banyak informasi yang akhirnya malah membuat Anda pusing bukan?
Kelemahan pada Analisa Fundamental | Kelemahan pada Analisa Teknikal |
Butuh waktu untuk memperoleh informasi. | Memerlukan banyak data untuk menunjang akuratnya prediksi. |
Seringkali bersifat subyektif karena melibatkan banyak pendapat orang. Lebih cocok diterapkan pada long term period trading. Sulit diterapkan pada pasar yang tidak efisien. | Sangat bergantung pada kemampuan chartist. Tiap chartist memiliki metode yang berlainan dan masing-masing belum tentu cocok diterapkan satu sama lain. |
Tips
Harga pasar ini ditentukan oleh sikap para trader yang bertransaksi didalamnya. Ini berarti bahwa pasar (price trends) digerakan oleh psikologi tradernya (serakah, ketakutan, harapan, putus asa,dll). Al Goldman, seorang ahli strategi pasar mengatakan “Ninety percent of the market is mood and ten percent fundamentals.” Nah,technicak analys mempelajari psikologi pasar ini yang digambarkan berupa grafik. Karena sifat dasar manusia tidak berubah, maka pola yang tergambar dalam grafik itu berulang. (History Repeats Itself), juga setiap market punya sifat/karakter tersendiri.
contoh penggunaan analisa teknikal:
contoh kita menggunakan 3 indikator,yaitu 2 moving average(MA) yang berbeda periode dan stochastic oscilator.pada saat MA saling berpotongan(MA periode kecil memotong MA periode besar) dan disaat bersaman stochastic manunjukan kondisi oversold/jenuh jual/dibawah.kita pasang posisi BUY/beli.dan kemudian harga benar benar naik.itu bukan berarti karena indikator yang menyebabkan harga naik.tetapi karena banyak temen temen trader Pada saat itu, mereka melakukan hal yang sama (membeli/LONG) sesuai teori dari indikator yang bersangkutan. Inilah yang menyebabkan harga benar-benar naik sesuai prediksi dari indikator. " Indikator hanyalah sebagai pengikut dan bukan sebagai penyebab pergerakan sebuah harga. "
No comments:
Post a Comment